Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

''Ke Agungan Mu''

Puluhan Tahun Perahu Jong Masih Bertahan

*Lebih Dari 20 Tahun Menekuni Kerajinan Perahu Jong Kemajuan tekhnologi tidak harus membuat tradisi dan karya seni harus tenggelam ditelan kemajuan tekhnologi yang semakin canggih. Seiring perubahan zaman saat ini justru seharusnya budaya dan seni tradisional asli produksi anak bangsa tidak begitu saja  mudah untuk dilupakan. Seperti juga tradisi seni pembuatan perahu kecil atau yang disebut perahu Jong di Kabuptaen Karimun yang sampai kini tetap eksis dan lestari di tengah-tengah Masyarakat kabupaten Karimun.  Bukan merupakan keterampilan yang mudah, hal itulah yang terlihat dalam pembuatan perahu Jong. Dalam pembuatan kerajinan ini diperlukan ketrampilan khusus, ketelitian dan kesabaran yang cukup tingi sehingga  kerajinan ini hanya sebagian kecil dari masyarakat di daerah ini yang mampu menghasilkan hasil kerajinan tangan dengan kualitas tinggi. Salah seorang warga pengrajin Perahu Jong di Kabupaten Karimun, Muhammad Sami (56),  warga Desa Parit I Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimu
''My Father In Memory'' Oleh: Riyadi *Dia Awal Kehancuran? S esaat tiba-tiba kesunyian pagi itu sontak berubah, kesepian yang kurasakan pun ikut menjadi suasana yang tak pernah dirasakan. Pecahan gelas, piring dan berbagai benda yang ada di ruangan dapur rumahku berdentingan jatuh kelantai silih berganti. Perasaan takut bercampur   penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi di jarak yang hanya berkisar satu meteran dari kamar tidur Ku, membuat aku dengan terpaksa membuka mata yang masih terpejam   di rajang reot yang menjadi teman dalam menghilangkan lelah ku. Dengan langkah kaki perlahan Ku berjalan kearah suara yang terdengar tersebut. Sejuta tanda tanya pun terasa diotak Ku. Apa yang terjadi pagi-pagi buta ini. Aku terus melangkahkan kaki menuju arah suara tersebut yang semakin dekat mendesing ditelinga, semakin suara riuh itu dekat dengan Ku, Aku kecil yang masih berotakan main dan berkulit sawo matang ini tak kuat menahan rasa ketakutan seiring   semak

‘’Berkas Yang Tertinggal’’

Surga Itu di Kaki Bapak Ku!!     Berkas itu tertinggal saat kepergiaannya menghadap sang kholiq, kepergian untuk selamanya, tak pernah ku pikir, aku akan terlambat menunjukan berkas yang harusnya dinikmati oleh orang yang paling aku sayangi di dalam kehidupan Ku. Berkas yang sudah Aku susun rapi untuknya. Ya sebuah balasan perjuangannya untuk kehidupan Aku selama aku dalam belaian kasih sayangnya.     Sujud akhir juga tak dapat ku peroleh, saat ia akan meninggalkan aku dan semua saudara Ku. Aku tumpahkan tulisan ini untuk mengenang perjuangan hidup Bapak Ku yang menghidupi Aku dan kakak serta abang ku. Dalam kehidupan ini ia  harus menjadi dua figure yaitu menjadi seorang Ibu dan sekaligus bapak yang harus memikirkan masa depan ketiga anaknya yaitu, pendidikan dan kebutuhan ekonomi sekaligus.     Masih Ku ingat perjuangan beratnya, kerja kerasnya dalam menentang dunia yang fanah ini. Yang harus membuat Aku tak kuasa menahan setiap tetesan air mata ini jika mengingat semua yang telah di

Karimun Undercover

Bab I Masih Ada Allah di Hati Mereka *11 Bulan Tenggelam Dari ‘’Nya’’ Laporan : Riyadi  RAMADHAN memang benar-benar merupakan bulan penuh hikmah, sebagai umat manusia, yang merupakan makhlup ciptaanTuhan dan tak pernah lepas dari kesalahan. Dibulan suci inilah semua kesalahan yang telah dilakukan selama ini untuk  coba ditebus dengan beribadah melaksanakan seluruh ajaran yang sudah dibuat dan sesuai dengan pesan yang disampaikan di dalam Al Qur’an. Disadari  atau tidak semua perbuatan yang dilakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan sampai diri ini menutup mata untuk selamanya. Sampai diri ini menghadap kembali kepada Nya di akhir zaman nanti. Bagaimana dengan mereka yang selama ini terjerumus dalam lembah hitam, perbuatan yang dilaknat Allah dilakukan mereka selama ini. Apakah di bulan yang penuh berkah dan rahmat Nya ini akan digunakan sebaik-baiknya bagi mereka yang berbuat hal-hal tersebut. Salah seorang wanita yang selama hampir 11 bulan setiap tahunnya terjerumus dalam lembah

Hanya Bisa Menonton

Jeritan ketakutan terdengar dari kegelapan.. Suasana tenang, sepi pun berubah jadi panik saat warga melihat api melalap rumah warga Kami.......... Kami......... Ya Kami Butuh bantuan Munamun........... Namun Kau Hanya bisa melihat Ya melihat saat Api merebut kebahagian kami.. Ya Saat Api Menelan Semua Milik Kami Katakan Apa yang bisa kau katakan....... Teman............ @Salam penulis, 2008

Sampai Esok Kawan

Bias mu Memerah ............ Saat engkau ingin bersembunyi.......... Ya, bersembunyi untuk 12 jam......... Hingga Pagi, kembali kau hadir di depan ku........... Saat itulah... Saat itulah... Ya, saat itulah Aku berucap.... Sampai Jumpa Esok Kawan ....

Rembulan di Belakang Rumah

''Rembulan di Belakang Rumah'' Sinar mu..... Memantul di Air Danau.... Tempiasnya Membuat Aku Tersentuh..... Mendinginkan Hati Yang Sedang Gundah.... Hingga Aku Membidikmu Jadi Objek Ku Dengan Kamera Canon Kesayangan Ku...